Nama : Yeni Nur Indah Sari
NPM : 29213423
Kelas : 4EB21
Matkul : Akuntansi Internasional #
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko,
dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Tujuan utama manajemen risiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko
volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar. Risiko pasar
terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun volatilitas harga atau tingkat,
akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
1. Risiko likuiditas, timbul
karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
2. Diskontinuitas pasar,
mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara
bertahap,
3. Risiko kredit, merupakan
kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat
memenuhi kewajibannya,
4. Risiko regulasi, adalah
risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu
produk keuangan untuk tujuan tertentu,
5.Risiko pajak, merupakan
risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan
pajak yang diinginkan, dan
6. Risiko akuntansi, adalah
peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian
dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
Mengapa
Mengelola Manajemen Risiko Keuangan
Pertama,
manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
risiko bisnisnya yang utama. Para pemberi saham, karyawan, dan pelanggan juga
memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki
toleransi risiko lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga
membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham
dan pemegang obligasi.
A.
Peranan
Akuntansi
Akuntansi
manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai. Kerangka dasar
yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi
dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan
atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja
operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar
mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas
dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai
relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat
menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini
disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen
harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan
serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang
dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon
risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional.
Di dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup:
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang
dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang
memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko
internal.
Manajer keuangan harus
memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan
kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien
dan efektif. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas
juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan.
Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat
pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi. Potensi risiko
translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata
uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki
oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke
dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak
langsung terhadap laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko
dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang
ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva
terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi
mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian
translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau
potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.
Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan
translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Potensi
risiko transaksi, berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak
muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan
kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian
dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang. Untuk meminimalkan
atau menghilangkan potensi risiko tersebut, dibutuhkan strategi yang mencakup
lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual. Lindung nilai neraca dapat
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan
tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang
terpapar. Lindung nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Lindung nilai
structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko
yang dihadapi perusahaan atau mengubah Negara yang menjadi sumber bahan mentah
dan komponen manufaktur. Lindung nilai kontraktual dikembangkan untuk
memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola
potensi risiko valas yang dihadapi.
B.
Perlakuan Akuntansi
FASB
menerbitkan FAS No 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivative dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini adalah:
-
seluruh instrument derivative dicatat pada neraca sebagai
aktiva dan kewajiban,
-
keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai
wajar instrument derivative bukankan aktiva atau kewajiban
-
lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak
mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas
instrument lindung niai secara tepat harus mengimbangi keuntungan dan kerugian
sesuatu yang dilindungi nilai
-
hubungan lindung nilai haruslah terdokumentasi secara
lengkap demi manfaat pemvaca laporan
-
keuntungan atau keruhian dari investasi bersih dalam
mata uang asing pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya
-
keuntungan atau kerugian lindung nilai terhadap arus
kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada
awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.
Meskipun aturan penuntun yang
dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan
derivative, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan
nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika
lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.
Manajemen Keuangan
Internasional: MNC
Perusahaan-perusahaan
secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan. Banyaknya hambatan masuk
ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong
perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan
multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum
adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting
bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan harus memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi
tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga
risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan
tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain,
perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat
keputusannya menjadi lebih kompleks. Proses pencapaian tujuan tidak lepas dari
hambatan atau kendala yang akan menghalangi pencapaian tujuan tersebut. MNC
sebagai sebuah perusahaan yang beroperasi di banyak negara harus mampu
melimpahkan wewenang kepada manajer anak perusahaan yang ada di luar negeri.
Biaya dari kondisi ini dikenal dengan nama agency cost. Agency cost pada
perusahaan MNC lebih besar daripada agency cost pada perusahaan domestik.
Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti, sulitnya memonitor manajer-manajer
dari anak-anak perusahaan yang letaknya jauh dari negara asal. Manajer-manajer
anak perusahaan luar negeri yang tumbuh dalam budaya yang berbeda mungkin tidak
mau mengejar tujuan yang seragam. Besarnya ukuran dari perusahaan multinasional
raksasa juga menciptakan agency cost yang besar. Besarnya agency cost
bervariasi menurut gaya manajemen suatu perusahaan multinasional.
Gaya
manajemen terpusat bias mengurangi agency cost karena gaya semacam ini
memungkinkan manajer-manajer perusahaan induk untuk mengontrol anak perusahaan
di luar negeri, sehingga mengurangi kekuasaan manajer-manajer anak perusahaan.
Akan tetapi, manajer-manajer perusahaan induk mungkin tidak sebaik manajer-manajer
anak perusahaan karena manajer-manajer perusahaan induk kurang memiliki
pengetahuan tentang lingkungan anak perusahaan. Sebaliknya, gaya manajemen
terdesentralisasi bias menimbulkan agency cost yang lebih besar jika
manajer-manajer anak perusahaan membuat keputusan-keputusan yang tidak
dilandasi oleh tujuan memaksimumkan nilai perusahaan induk secara keseluruhan.
Gaya manajemen ini memiliki
kelebihan lain, yaitu dekatnya manajer-manajer anak perusahaan ke operasi dan
lingkungan anak perusahaan. Adanya untung-rugi dari pemakaian salah satu gaya
manajemen di atas, sejumlah perusahaan multinasional berupaya untuk
memanfaatkan keunggulan dari kedua gaya manajemen tersebut. Perusahaan induk
memperbolehkan manajer-manajer anak perusahaan membuat keputusan-keputusan
penting mengenai operasi mereka sendiri, tetapi tetap dimonitor oleh manajemen
perusahaan induk untuk menjamin agar keputusan-keputusan tersebut harmonis
dengan tujuan perusahaan induk. Selain agency cost, ada beberapa kendala yang
dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori,
dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan
karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap
negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta
peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang
berbeda-beda di tiap negara.
MNC, dalam melakukan bisnis
internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut yaitu perdagangan
internasional, licensing, franchising, usaha patungan, akuisisi
perusahaan, pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode
bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di
luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment.
Perdagangan internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai
DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar
negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung,
tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta
keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis
internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi
ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure
MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko
politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta
dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus
berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak
pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk
membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu,
ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk,
permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam
pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi ekonomi luar negeri. Risiko potik sendiri muncul pada saat
perusahaan multinasional membentuk anak perusahaan di Negara lain, mereka
terbuka terhadap risiko politik, yaitu tindakan-tindakan politik yang diambil
oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
C. Peramalan
atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat
peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam
faktor-faktor berikut ini :
§ Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery
policy)
§ Neraca Perdagangan (balance of trade)
§ Neraca pembayaran (balance of payment)
§ Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary
reserve and debt capacity)
§ Anggaran nasional (national budget)
§ Kurs forward (forward exchange quotations)
§ Kurs tidak resmi (unofficial rates)
§ Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
§ Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
§ Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)
D. Mendefinisikan
dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila
perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas
suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi
risiko, yaitu translasi dan transaksi.
a. Potensi Resiko Translasi
Potensi risiko
translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata
uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki
oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke
dalam nilai ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak
langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing menghadapi potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs
menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
b. Potensi Risiko Transaksi
Potensi Risiko
transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing
yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang
asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol pusat terhadap
keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar
terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan
laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara
terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang
dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai
terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
E. Mengetahui
strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
a. Strategi Perlindungan
-
Lindung Nilai Neraca yaitu dapat mengurangi potensi
resiko yang dihadapi perusahaan dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai
denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar.
-
Lindung Nilai
Operasional yaitu bentuk perlindungan resiko ini berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam
mata uang asing
-
Lindung Nilai
Struktural yaitu lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur
untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
-
Lindung Nilai
Kontraktural yaitu lindung nilai
kontraktural ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer
dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
b. Akuntansi Untuk Produk
Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau
instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan,
menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pihak lain.
Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang.
-
Contract Forward Valas yaitu merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima
jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada
suatu tanggal di masa mendatang.
-
Future Keuangan yaitu merupakan komitmen untuk
membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu
di masa depan dengan harga yang ditentukan.
-
Opsi Mata Uang yaitu memberikan hak
kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari
pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum
tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
F. Masalah
akuntansi dan pengendalian,terkait dengan manajemen risiko nilai tukar mata
uang asing
Meskipun risiko terhadap nilai tukar mata uang asing
telah dilakukan mitigasi, namun demikian, beberapa perusahaan multinasional
masih saja mendapat kendala. Beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan
multinasional umumnya, adalah sebagai berikut:
kendala lingkungan,
yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari setiap negara.
Kondisi ekonomi luar
negeri dapat mempengaruhi arus kas perusahaan multinasional yaitu:
-
kendala regulasi,
berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti: pajak, aturan-aturan
konversi valuta serta peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak
perusahaan.
-
kendala etika, yang
digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang bervariasi di setiap negara.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam
berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasury perusahaan, pembelian dan anak perusahaan
luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian treasury perusahaan membantu
unit usaha lainya dalam organisasi itu.
DAFTAR PUSTAKA
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/manajemen-risiko-keuangan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manajemen-resiko-keuangan/
Frederick D.S.
Choi, dan Gary K. Meek, International Accounting, Jakarta:
Salemba Empat,2010.
http://knskns92.blogspot.co.id/2017/03/review-jurnal-11-manajemen-risiko.html